Badan Pusat Statistik

Kabupaten Gunung Kidul

Beranda

Rencana Terbit

Layanan

Pelayanan statistik terpadu (PST) BPS Kabupaten Gunungkidul online melalui live chat (8.30-15.30 hari kerja)

Layanan Online Pelayanan Statistik Terpadu dapat melalui email: ipds3403@bps.go.id dengan subject Permintaan Data

BPS Kabupaten Gunungkidul sudah kembali di Jl Pemuda 19 A Baleharjo Wonosari

Perkembangan Ekspor dan Impor Daerah Istimewa Yogyakarta, Oktober 2022

Unduh Berita Resmi Statistik

Unduh Infografis

Tanggal Rilis	:	7 Desember 2022
Ukuran File	:	5.83 MB

Abstraksi

Ekspor Oktober 2022 mencapai US$39,4 juta, turun 11,66 persen dibanding bulan sebelumnya.
Impor Oktober 2022 senilai US$10,6 juta, turun 33,75 persen.
Nilai ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta Oktober 2022 mencapai US$39,4 juta atau turun 11,66 persen dibanding September 2022. Dibanding Oktober 2021 nilai ekspor turun sebesar 19,10 persen.
Secara kumulatif, nilai ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta Januari–Oktober 2022 mencapai US$485,7 juta atau naik 10,87 persen dibanding periode yang sama tahun 2021.
Ekspor Oktober 2022 terbesar adalah ke Amerika Serikat yaitu US$15,2 juta, disusul Jepang sebesar US$3,5 dan Jerman sebesar US$3,2 juta. Kontribusi ketiganya mencapai 55,58 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa sebesar US$9,8 juta dan ASEAN sebesar US$1,4 juta.
Penurunan terbesar ekspor Oktober 2022 terhadap September 2022 terjadi pada pakaian jadi bukan rajutan sebesar US$4,3 juta (25,90 persen). Penurunan kedua adalah perabot, penerangan rumah sebesar US$0,7 juta (13,73 persen) dan ketiga barang-barang dari kulit US$0,5 juta (9,43 persen).
Menurut sektor, ekspor hasil pertanian Oktober 2022 naik 200,00 persen dibanding September 2022. Sementara, ekspor hasil industri pengolahan turun 12,13 persen. Dibanding Oktober 2021, ekspor hasil pertanian turun 25,00 persen. Sementara ekspor hasil industri pengolahan turun 19,05 persen.
Menurut provinsi pelabuhan muat, ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta terbesar pada Oktober 2022 dikirim melalui Jawa Tengah dengan nilai US$25,6 juta (64,97 persen), diikuti DKI Jakarta US$12,1 juta (30,71 persen), Jawa Timur US$1,3 juta
(3,30 persen), dan D.I. Yogyakarta US$0,4 juta (1,02 persen).

Berita Resmi Statistik Terkait